Profil Desa Butuh
Ketahui informasi secara rinci Desa Butuh mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Butuh, Kecamatan Butuh, Purworejo. Jelajahi sejarah unik desa yang menjadi nama kecamatan ini, potensi pertaniannya yang subur, geliat ekonomi lokal, serta dinamika sosial-budaya masyarakatnya yang dinamis.
-
Pusat Sejarah dan Pemerintahan
Sebagai desa yang menjadi asal-usul nama dan ibu kota Kecamatan Butuh, Desa Butuh memiliki nilai historis dan peran strategis sebagai pusat administrasi dan layanan publik di wilayahnya.
-
Ekonomi Agraris yang Beragam
Perekonomian desa ditopang oleh sektor pertanian yang produktif, dengan komoditas padi sebagai andalan utama serta diversifikasi melalui palawija dan usaha peternakan skala rumah tangga.
-
Lokasi Strategis di Jalur Lintas Provinsi
Terletak di jalur utama yang menghubungkan Purworejo dengan Kebumen, posisi desa ini sangat strategis untuk perdagangan, mobilitas penduduk, dan aksesibilitas barang serta jasa.
Desa Butuh, yang terletak di jantung Kecamatan Butuh, Kabupaten Purworejo, memegang peranan yang unik dan sentral. Desa ini tidak hanya berfungsi sebagai salah satu unit administratif, tetapi juga merupakan ibu kota kecamatan yang namanya diambil dari nama desa itu sendiri. Status istimewa ini menandakan adanya signifikansi historis dan peran strategis yang telah diembannya sejak lama. Berada di jalur perlintasan utama yang ramai, Desa Butuh menampilkan wajah sebuah pusat pertumbuhan yang dinamis, di mana kegiatan pemerintahan, ekonomi dan sosial berpadu dengan akar agraris yang masih kuat. Profil ini akan mengulas secara komprehensif berbagai aspek yang membentuk identitas Desa Butuh, dari jejak sejarahnya, kondisi demografi, struktur ekonomi, hingga denyut kehidupan sosial masyarakatnya.
Sejarah dan Asal-Usul Nama "Butuh"
Nama "Butuh" yang melekat pada desa dan kecamatan ini memiliki latar belakang sejarah yang menarik dan sering dikaitkan dengan narasi tokoh-tokoh dari era Kerajaan Mataram Islam. Salah satu legenda yang paling populer di kalangan masyarakat setempat menghubungkan nama ini dengan kisah perjalanan seorang tokoh bangsawan atau pangeran. Konon, dalam perjalanannya, rombongan tokoh tersebut tiba di suatu tempat dalam kondisi yang sangat lelah, lapar, dan sangat membutuhkan istirahat serta perbekalan. Tempat di mana mereka merasakan "kebutuhan" yang mendesak itu kemudian dinamai "Butuh".Cerita rakyat ini, meskipun sulit untuk diverifikasi secara akademis, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas lokal dan memori kolektif warga. Lebih dari sekadar nama, "Butuh" merefleksikan sebuah tempat yang secara historis dianggap vital dan mampu memenuhi kebutuhan—sebuah tempat persinggahan dan penopang kehidupan. Seiring berjalannya waktu, karena posisinya yang strategis dan peranannya yang penting, Desa Butuh ditetapkan sebagai pusat pemerintahan atau ibu kota saat Kecamatan Butuh dibentuk, mengukuhkan status historisnya ke dalam struktur administrasi modern.
Kondisi Geografis dan Tatanan Demografis
Secara geografis, Desa Butuh terletak di lokasi yang sangat strategis di jalur utama jalan provinsi yang menghubungkan Kabupaten Purworejo dengan Kabupaten Kebumen. Posisi ini menjadikannya area yang ramai dan mudah diakses. Wilayahnya merupakan dataran rendah yang subur, sangat cocok untuk pertanian tanaman pangan. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Purworejo, luas wilayah Desa Butuh adalah sekitar 1,59 kilometer persegi. Wilayahnya berbatasan langsung dengan desa-desa lain, yaitu Desa Dlangu di sebelah utara, Desa Wironatan di sebelah timur, Desa Tegalgondo di sebelah selatan, serta Desa Sruwohrejo di sebelah barat.Menurut data kependudukan termutakhir, Desa Butuh dihuni oleh sekitar 2.659 jiwa. Dengan luas wilayah tersebut, tingkat kepadatan penduduknya mencapai angka 1.672 jiwa per kilometer persegi. Kepadatan ini tergolong tinggi untuk ukuran desa, menunjukkan fungsinya sebagai pusat pemukiman dan aktivitas di kecamatan. Komposisi penduduknya heterogen, tidak hanya terdiri dari petani, tetapi juga aparatur sipil negara (ASN) yang bekerja di kantor kecamatan, pedagang, pengusaha, guru, tenaga kesehatan, dan berbagai profesi di sektor jasa lainnya, mencerminkan perannya sebagai pusat layanan publik.
Pusat Pemerintahan dan Layanan Publik
Sebagai ibu kota kecamatan, Desa Butuh menjadi lokasi bagi berbagai kantor dan fasilitas layanan publik tingkat kecamatan. Kantor Camat Butuh, Kantor Urusan Agama (KUA), Kantor Koordinator Wilayah (Korwil) Bidang Pendidikan, serta Markas Kepolisian Sektor (Polsek) Butuh dan Komando Rayon Militer (Koramil) berlokasi di desa ini. Keberadaan fasilitas-fasilitas ini menjadikan Desa Butuh sebagai pusat administrasi, keamanan, dan layanan bagi seluruh desa di Kecamatan Butuh. Setiap harinya, desa ini ramai dikunjungi oleh warga dari desa-desa sekitar yang memiliki berbagai keperluan administrasi.Selain fasilitas pemerintahan, layanan publik esensial lainnya juga terpusat di sini. Terdapat fasilitas kesehatan seperti Puskesmas Butuh yang menjadi rujukan utama layanan kesehatan di kecamatan. Di sektor pendidikan, berdiri berbagai jenjang sekolah mulai dari PAUD, SD, SMP, hingga SMA/SMK, menjadikannya pusat pendidikan bagi anak-anak dari wilayah sekitar. Keberadaan pasar tradisional yang ramai juga menjadikan Desa Butuh sebagai pusat kegiatan ekonomi dan distribusi barang kebutuhan pokok di Kecamatan Butuh.
Perekonomian: Perpaduan Agraris dan Perdagangan
Struktur perekonomian Desa Butuh menunjukkan perpaduan yang seimbang antara sektor agraris dan non-agraris. Di satu sisi, lahan persawahan yang subur di pinggiran area pemukiman masih aktif digarap dan menjadi sumber pendapatan bagi sebagian warga. Padi merupakan komoditas utama, didukung oleh sistem irigasi yang relatif baik. Selain itu, tanaman palawija dan hortikultura juga dikembangkan sebagai bentuk diversifikasi.Di sisi lain, berkat lokasinya yang strategis di tepi jalan raya utama, sektor perdagangan dan jasa tumbuh dengan pesat. Deretan toko, warung makan, bengkel, apotek, dan berbagai usaha jasa lainnya berjajar di sepanjang jalan utama, melayani tidak hanya warga setempat tetapi juga para pengguna jalan yang melintas. Keberadaan pasar kecamatan menjadi motor penggerak utama ekonomi perdagangan, tempat bertemunya penjual dan pembeli dari seluruh penjuru kecamatan. Geliat Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) juga sangat terasa, mulai dari usaha kuliner, kerajinan, hingga jasa modern seperti percetakan dan layanan digital.
Dinamika Sosial dan Kehidupan Kemasyarakatan
Meskipun telah berkembang menjadi pusat pemerintahan dan perdagangan yang ramai, kehidupan sosial masyarakat Desa Butuh masih memegang teguh nilai-nilai kebersamaan dan kerukunan khas pedesaan. Semangat gotong royong dan solidaritas sosial masih dapat dijumpai dalam berbagai kegiatan komunal, seperti kerja bakti dan acara-acara desa. Mengingat saat ini adalah akhir Agustus 2025, suasana perayaan Hari Kemerdekaan RI ke-80 masih terasa hangat melalui berbagai kegiatan dan lomba yang telah diselenggarakan bersama.Sebagai pusat kecamatan, dinamika sosialnya lebih heterogen dibandingkan desa-desa di sekitarnya. Penduduknya terdiri dari warga asli dan pendatang yang bekerja sebagai ASN atau membuka usaha. Interaksi yang beragam ini menciptakan sebuah komunitas yang lebih terbuka dan adaptif terhadap perubahan. Kegiatan keagamaan, yang mayoritas dianut oleh penduduk beragama Islam, berjalan dengan semarak di masjid-masjid dan musala yang tersebar di desa, berfungsi sebagai pusat ibadah sekaligus pembinaan umat. Organisasi kemasyarakatan seperti Karang Taruna, PKK, dan kelompok seni juga aktif berkontribusi dalam pembangunan sosial dan budaya.
Tantangan dan Arah Pembangunan di Masa Depan
Sebagai pusat pertumbuhan, Desa Butuh dihadapkan pada tantangan khas wilayah sub-urban. Peningkatan jumlah penduduk dan aktivitas ekonomi menuntut penataan ruang yang lebih baik untuk mencegah kesemrawutan. Alih fungsi lahan pertanian menjadi pemukiman atau area komersial menjadi isu yang perlu dikelola dengan bijak agar tidak mengorbankan ketahanan pangan. Selain itu, masalah seperti pengelolaan sampah dan drainase perkotaan juga menjadi perhatian seiring dengan meningkatnya kepadatan penduduk.Arah pembangunan Desa Butuh ke depan akan berfokus pada penguatan perannya sebagai pusat layanan yang modern dan nyaman, tanpa kehilangan identitas agrarisnya. Revitalisasi pasar tradisional, pengembangan sentra UMKM yang terintegrasi, serta penataan kawasan di sepanjang jalan utama menjadi beberapa prioritas. Peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan juga terus diupayakan untuk menjawab tantangan zaman. Visi utamanya adalah menjadikan Desa Butuh sebagai "etalase" Kecamatan Butuh yang maju, tertib, dan sejahtera.
Penutup
Desa Butuh adalah sebuah episentrum, titik di mana sejarah, pemerintahan, ekonomi, dan kehidupan sosial Kecamatan Butuh bertemu. Berawal dari sebuah nama yang melegenda, desa ini telah bertransformasi menjadi pusat layanan yang vital, menggerakkan roda pembangunan bagi wilayah di sekitarnya. Dengan memadukan kekuatan lokasi yang strategis, potensi ekonomi yang beragam, dan modal sosial yang solid, Desa Butuh terus bergerak maju, membuktikan bahwa ia benar-benar menjadi tempat yang "dibutuhkan" oleh masyarakatnya.
